HASIL KEBUDAYAAN PADA MASA KERAJAAN HUNDU DAN BUDHA DI INDONESIA YANG MASIH ADA SAMPAI SEKARANG

Inilah Hasil Kebudayaan Pada Masa Kerajaan Hindu, Budha di Indonesia Yang Masih Ada Sampai Sekarang, Inilah hasil peradaban bangsa kita yang masih bisa kita lihat sampai sekarang, bangsa kita merupakan bangsa yang besar dengan bukti-bukti candi yang di bangun di Nusantara ini. Yang menjadi warisan dunia sebagai keajaiban dunia. Dan inilah hasilnnya:

BAB I
PENDAHLUAN


A.    Latar Belakang
Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalur darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas lautyang dilewati India-Cina adalah Selat Malak. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka menjadi serin dikunjungi oleh bangsa-bangsa asing seperti dari India dan Persia. Munculnya pedagang-pedagang dari negara lain membuat pelabuhan yang ada di Indonesia menjadi ramai dan kegiatan ekonomi meningkat.
Pengaruh asingpun masuk ke nusantara, salah satunya adalah Hindu-Budha. Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya hindu-budha. Hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa Hindu- Buddha beragam bentuknya, ada yang berbentuk bangunan (candi), seni patung (arca-arca), seni pahat dan ukir (relief), serta sastra (kitab-kitab) dan tradisi-tradisi. 
    
B.     Rumusan Masalah
Bagaimana Hasil Budaya Indonesia Zaman Hindu Dan Budha?

BAB II

HASIL BUDAYA INDONESIA ZAMAN HINDU DAN BUDHA
Hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa Hindu- Buddha beragam bentuknya, ada yang berbentuk bangunan (candi), seni patung (arca-arca), seni pahat dan ukir (relief), serta sastra (kitab-kitab) dan tradisi-tradisi.
A.    Candi
Candi Borobudur, Sumber:http://www.jogjakharismatransport.com/

Prambanan, Sumber:7bd86aba206a59981820-a1471e32c826f82a376e3a3b16604284.ssl.cf6.rackcdn.com

Candi umumnya berbentuk bangunan yang tinggi dengan tiga bagian. Bagian bawah merupakan lambang bhurloka (alam manusia), bagian tengah menggambarkan bhuvarloka (alam kematian), dan bagian atap melambangkan swarloka (alam para dewa).
Candi-candi yang ada di Indonesia memiliki corak berbeda. Candi-candi yang ada di Jawa Tengah bagian utara biasanya berbentuk melingkar, di mana candi-candi kecil melingkari candi utama yang besar. Ini menggambarkan susunan masyarakat yang menempatkan raja sebagai pusat kekuasaan. Ini dapat dipahami, mengingat kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah bagian utara umumnya merupakan kerajaan Hindu.
Candi-candi yang ada di Jawa Tengah bagian selatan umumnya memiliki ukuran yang sama besar, tidak ada candi yang besar maupun tingginya melebihi yang lain. Ini menggambarkan susunan masyarakat demokratis yang menempatkan raja dan masyarakat lainnya setara. Hal ini merupakan karakter agama Buddha yang tidak menganut sistem kasta.
Candi-candi di Jawa Timur biasanya menempatkan candi utama yang besar di belakang candi-candi yang lebih kecil. Hal ini menggambarkan kedudukan raja sebagai pemersatu masyarakat. Candi tidak hanya terdapat di pulau Jawa namun juga terdapat di pulau-pulau lain. Misalnya, candi Muara Takus yang terdapat di Sumatra.

Candi Hindu
No
Nama Candi dan Lokasi
1.
Candi Prambanan (Yogyakarta, Mataram Lama)
Candi Dieng (Jawa Tengah, Mataram Lama).
Candi Panataran (Blitar, Kediri)
Candi Kidal (Malang, Singasari)
Candi Cangkuang (Garut, Jabar)
Candi Arjuna (Dieng-Jateng)
Candi Bima (Dieng-Jateng)
Candi Gatotkaca (Dieng-Jateng)
Candi Gunung Wukir (Jawa Tengah)
Candi Prambanan (Yogyakarta)
Candi Sambisari (Yogyakarta)
Candi Kedulan Kalasan-Yogyakarta)
Candi Kimpulan (Sleman-Yogyakarta)
Candi Barong (Prambanan-Yogyakarta)
Candi Ijo (Yogyakarta)
Candi Gebang (Sleman-Yogyakarta)
Candi Asu (Magelang-Jateng)
Candi Penataran (Blitar-Jatim)
Candi Kidal (Malang-Jatim)
Candi Jawi (Pasuruan-Jatim)
Candi Jago (Malang-Jatim)
Candi Singhasari (Malang-Jatim)
Candi Surawana (Kediri-Jatim)· Trowulan (Mojokerto-Jatim)
Candi Ceto (Karanganyar-Jateng)
Candi Sukuh (Karanganyar-Jateng)
Candi Gedong Songo (Ambarawa-Jateng)
Candi Bojongmenje (Bandung-Jabar)
Candi Losari (Magelang-Jateng)
Candi Gunungsari (Magelang-Jateng)
Candi Pringapus (Temanggung-Jateng)
Candi Liyangan (Temanggung-Jateng)
Candi Morangan (Sleman-Yogyakarta)
Candi Abang (Sleman-Yogyakarta).
Candi Budha
2.
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah
Candi Kalasan, Kalasan, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta
Candi Muara Takus, Kabupaten Kampar, Riau
Candi Bahal (Tapanuli Selatan-Sumut),
Candi Banyunibo (Yogyakarta),
Candi Pawon (Magelang-Jateng)
Candi Lumbung (Prambanan-Yogyakarta)
Candi Mendut (Magelang-Jateng)
Kompleks Candi Muaro Jambi (Muaro Jambi-Jambi)
Candi Ngawen (Magelang-Jateng)
Percandian Batujaya (Karawang-Jabar)
Candi Plaosan (Prambanan-Yogyakarta)
Candi Sari (Yogyakarta)
Candi Sojiwan (Klaten-Jateng)
Candi Sumberawan (Malang-Jatim)
Candi Sewu (Prambanan-Yogyakarta)


B.     Yupa/Prasasti
Yupa/Prasasti, Sumber:anangpaser.files.wordpress.com
Yupa/prasasti adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan. Yupa/Prasasti menggunakan aksara Pallawa atau bahasa Sanskerta dan menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Buddha.

Kerajaan Kutai
No
Nama Prasasti
1.
 Tujuh buah Yupa
Kerajaan Tarumanegara
2.
  1. Prasasti Ciaruteun ,
  2. Prasasti Kebon Kopi,
  3. Prasasti Jambu,
  4. Prasasti Tugu,
  5. Prasasti Lebak,
  6. Prasasti Muara Cianten,
Kerajaan Sriwijaya
3.
  1. Prasasti Kedukan Bukit (683M)
  2. Prasasti Talang Tuo (684 M)
  3. Prasasti Telaga Batu (683)
  4. Prasasti Karang Berahi (686 M)
  5. Prasasti Kota Kapur (686 M),
  6. Prasasti Palas Pasemah
  7. Prasasti Ligor, di Genting Kra (775):
Mataram Kuno
4.
  1. Prasasti Canggal
  2. Prasasti Kalasan berangka tahun 778 Masehi.
  3. Prasasti Karang Tengah berangka tahun 824 Masehi.
  4. Prasasti Argapura berangka tahun 863 Masehi.
  5. Prasasti Mantyasih / Kedu
  6. Prasasti Hampran
  7. Prasasti Kelurak, Kalasan
  8. Prasasti Sojomerto
Mataram Kuno (JawaTimur)
5.
  1. Prasasti Pucangan yang berangka tahun 1019
  2. Prasasti Anjukladang dan Paradah
  3. Prasasti Limas
  4. Prasasti Sirahketing
  5. Prasasti Wurara
  6. Prasasti Semengka
  7. Prasasti Silet
  8. Prasasti Turun Hyang A dan Turun Hyang B
  9. Prasasti Gandhakuti
Jenggala dan Kediri
6.
  1. Prasasti Wurara,
  2. Prasasti Pandelegan dari Kerjaan Kediri
  3. Prasasti Penumbangan, dari Kerjaan Kediri
  4. Prasasti Ngantang/Hantang dan prasasti Talan, dari Kerjaan Kediri
  5. Prasasti Jeoun, Weleri, dari Kerjaan Kediri
  6. Prasasti Angin dan prasasti Jaring, dari Kerjaan Kediri
  7. Prasasti Semandhing, dari Kerjaan Kediri
  8. Prasasti Ceker, dari Kerjaan Kediri
Singhasari
7.
  • Prasasti Balawi,
  • Prasasti Marobong,
  • Prasasti Kusmala
  • Prasasti Mula Malurung.
Kerajaan Majapahit
8.
  1. Tiga buah prasasti dari masa pemerintahan Jayanegara yaitu Prasasti Tuhanaru(tahun 1322), Prasasti Blambangan, Prasasti Blitar (tahun 1324).
  2. Prasasti Kudadu
  3. Prasasti Sumkarta
  4. Prasasti Langgaran


C.    Kitab dan Karya Sastra
Kitab Negarakartagama, Sumber:/images.apps-foundry.com/
Masa Hindu dan Buddha meninggalkan beberapa kitab yang isinya beragam. Ada yang berisi cerita, berita sejarah, atau dongeng-dongeng. Isi kitab umumnya berbentuk syair. Kitab-kitab tersebut antara lain:
1.      Masa Kerajaan Kediri
a)      Kitab Kakawin Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
b)      Kitab Kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh
c)      Kitab Smaradhana, karya Mpu Darmaja
d)     Kitab Lubdaka dan Kitab Wartasancaya, karya Mpu Tanakung
e)      Kitab Kresnayana, karya Mpu Triguna
f)       Kitab Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa

2.      Masa Kerajaan Majapahit
a)      Kitab Negarakertagama, karya Mpu Prapanca
b)      Kitab Sutasoma, karya Mpu Tantular
c)      Kitab Pararaton, menceritakan raja-raja Singosari dan Majapahit
d)     Kitab Sundayana, menceritakan Peristiwa Bubat
e)      Kitab Ranggalawe, menceritakan Pemberontakan Ranggalawe
f)       Kitab Sorandaka, menceritakan Pemberontakan Sora
g)      Kitab Usana Jawa, menceritakan penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar

D.    Arca
Arca, Sumber:http://1.bp.blogspot.com/
Arca merupakan batu yang dipahat hingga membentuk manusia atau binatang. Biasanya, dibuat untuk menggambarkan orang-orang atau dewa-dewa tertentu. Beberapa arca hasil kebudayaan Hindu-Buddha antara lain arca Syiwa, Brahma, Wisnu, Buddha, dan Dhyani Boddhisatwa.

E.     Relief
Relief, Sumber:http://i0.wp.com/
Relief merupakan pahatan tulisan atau gambar yang biasanya terdapat pada dinding candi. Beberapa relief ada yang menceritakan pengalaman hidup raja dan para dewa Hindu atau Buddha.

F.      Tradisi atau Kebiasaan
Tradisi, Sumber:http://www.telusurindonesia.com/
1.       Ngaben, merupakan upacara pembakaran mayat pada masyarakat Hindu di Bali. Upacara Ngaben dimaksudkan untuk mengembalikan manusia kepada asalnya. 
  1. Nyepi merupakan upacara keagamaan masyarakat Hindu. Nyepi memiliki tujuan untuk mengoreksi diri dan mawas diri terhadap perilaku yang telah diperbuat setahun yang lalu. Nyepi dilakukan dengan berdiam diri di rumah tanpa melaksanakan kegiatan apapun sesuai dengan aturan dalam upacara nyepi. Nyepi dilakukan untuk memperingati tahun baru Saka. 
  2. Galungan merupakan hari raya umat Hindu Dharma yang dilakukan setiap 210 hari sekali, jatuh pada hari Rabu Kliwon, dua kali dalam satu tahun. 
  3. Kuningan merupakan hari raya umat Hindu Dharma yang dilakukan dua minggu setelah hari Raya Galungan. 
  4. Sadranan dilakukan oleh masyarakat Hindu dengan membawa sesajian kuburan atau tempat-tempat keramat. 
  5. Kesodo merupakan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Tengger, Jawa Timur. Kesodo merupakan upacara mempersembahkan sesaji ke kawah Gunung Bromo.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Hasil kebudayaan pada masyarakat Indonesia saat masa Hindu - Buddha sanagta beragam bentuknya, seperti berbentuk bangunan megah (candi), seni pahat patung (arca-arca), seni pahat serta ukir pada dinding batu (relief), serta bentuk sastra (kitab-kitab) dan tradisi-tradisi.
Candi biasanya berbentuk sebuah bangunan yang cukup tinggi dengan 3 (tiga) bagian. Bagian paling bawah adalah lambang dari bhurloka artinya alam manusia, pada bagian tengah melambangkan bhuvarloka artinya alam kematian, dan pada bagian atap menggambarkan swarloka artinya alam para dewa.
Yupa/prasasti adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan. Yupa/Prasasti menggunakan aksara Pallawa atau bahasa Sanskerta dan menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Buddha.
Kitab dan Karya sastra. Masa Hindu dan Buddha meninggalkan beberapa kitab yang isinya beragam. Ada yang berisi cerita, berita sejarah, atau dongeng-dongeng.
Arca Arca merupakan batu yang dipahat hingga membentuk manusia atau binatang. Biasanya, dibuat untuk menggambarkan orang-orang atau dewa-dewa tertentu. Beberapa arca hasil kebudayaan Hindu-Buddha antara lain arca Syiwa, Brahma, Wisnu, Buddha, dan Dhyani Boddhisatwa.
Relief merupakan pahatan tulisan atau gambar yang biasanya terdapat pada dinding candi. Beberapa relief ada yang menceritakan pengalaman hidup raja dan para dewa Hindu atau Buddha.
Tradisi atau Kebiasaan seperti ngaben, nyepi, Galungan, Kuningan, Sadranan serta Kesodo.

Comments